Breaking News
recent

Keutamaan Istighfar



"Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai."

(QS Nuh [72]: 10-12)




Setiap kita tentu ingin hidup mapan, sejahtera dan makmur. Terhindar dari krisis atau kekeringan. Namun tak banyak dari kita yang menyadari pemicu munculnya kekeringan dan krisis serta solusi agar selamat dan terbebas dari semua problematika tersebut.

Ayat di atas memberi penjelasan gamblang tentang salah satu kaidah kehidupan yang mengatur masalah ini.


WASIAT NABI NUH

Ayat 10-12 surat Nuh adalah bagian dari kumpulan ayat yang bercerita tentang metode dakwah Nabi Nuh as pada kaumnya yang membangkang. Menyadari bahwa setiap manusia pasti mencintai kemakmuran, kesejahteraan serta beragam kebaikan dunia, maka Nabi Nuh menggugah hati nurani mereka dengan menawarkan solusi untuk perbaikan negeri dan terhindar dari krisis.

Ia mengajak kaumnya untuk “istighfar nasional” agar hidup mereka berkah, makmur, sejahtera dan selamat dari semua bentuk malapetaka. Nabi Nuh berkata, "Mohonlah ampun (beristighfarlah) kepada Tuhanmu".

Manurut Ibnu Katsir, maksud ayat di atas adalah "Kembalilah kalian kepada-Nya. Kembalilah kalian dari kesesatan. Bertobatlah kalian sesegera mungkin. Sebab, sesungguhnya barangsiapa yang bertobat kepada-Nya, maka Dia akan menerima tobatnya, sebesar apa pun dosanya, seberat apa pun kekufuran dan kesyirikannya," (Tafsir Ibnu Katsir V/142).

Istighfar adalah thalabu'l maghfirah, memohon ampunan. Dan maghfirah adalah wiqaayatu syarri'dz dzunub ma'a satriha, perisai keburukan dosa disertai dengan ditutupinya dosa tersebut sehingga tidak terkuak di masyarakat.

Menurut sebagian ulama, 'istighfar' bermakna memohon ampunan dengan lisan, sedangkan 'tobat' melepas diri dari dosa dengan hati dan seluruh anggota badan. Sebagian lagi tidak membedakan keduanya dan saling melengkapi.

Kejujuran istighfar seseorang tentu dibarengi dengan tobat, sebagaimana kesungguhan tobat seseorang pasti diiringi dengan mengulang banyak istighfar.


Tidak ada komentar:

Terima kasih telah memberi masukan dengan sopan.

Diberdayakan oleh Blogger.