PARIWISATA BERKELANJUTAN
(Zone kebumen)
Dalam tahun-tahun belakangan ini sektor pariwisata dijadikan sektor unggulan bagi pemerintah daerah, karena sektor ini dapat memacu sektor lainnya, seperti peningkatan bisnis transportasi, hotel, restoran, hiburan, per-bank-an, dan peningkatan permintaan terhadap hasil pertanian, peternakan, serta perikanan. Artinya dengan memacu sektor pariwisata, pemerintah daerah akan mampu meraih keuntungan di bidang lainnya yang terkait. Oleh karena itu, setiap daerah berlomba untuk dapat menarik perhatian para wisatawan agar berkunjung ke daerahnya.
Dalam tahun-tahun belakangan ini sektor pariwisata dijadikan sektor unggulan bagi pemerintah daerah, karena sektor ini dapat memacu sektor lainnya, seperti peningkatan bisnis transportasi, hotel, restoran, hiburan, per-bank-an, dan peningkatan permintaan terhadap hasil pertanian, peternakan, serta perikanan. Artinya dengan memacu sektor pariwisata, pemerintah daerah akan mampu meraih keuntungan di bidang lainnya yang terkait. Oleh karena itu, setiap daerah berlomba untuk dapat menarik perhatian para wisatawan agar berkunjung ke daerahnya.
Namun demikian, seiring dengan tingginya tingkat persaingan antar daerah ternyata pengembangan objek dan kawasan wisata menjadi monoton. Setiap daerah menyajikan atraksi dan daya tarik yang sama padahal dari aspek potensi alam dan budaya mungkin saja berbeda.
Tingginya persaingan untuk meraih sebanyak-banyaknya wisatawan, di sejumlah kawasan terkadang tidak mengenal istilah daya dukung dan daya lenting lingkungan dalam pengembangan kawasan wisata, ”tutup mata” terhadap keseimbangan lingkungan. Hasil akhirnya bukan kenyamanan bagi para wisatawan tetapi keluhan dari para wisatawan karena tidak nyaman dan tidak ”alami” lagi.
Kita harus sepakat bahwa industri pariwisata perlu diselamatkan dengan melaksanakan suatu konsep pengembangan pariwisata yang dapat menciptakan pariwisata berkelanjutan. Gagasan intinya adalah bagaimana agar kawasan wisata tidak asal dibuka dan diselenggarakan oleh pemerintah daerah tetapi juga harus memiliki kepedulian terhadap pemeliharaan dan melestarikan lingkungan hidup. Harapannya, tidak hanya menjaga keberlanjutan objek wisata dalam arti fisik tetapi juga dalam arti sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitar.
Pada prinsipnya pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat dicapai bila dipenuhi kriteria berikut:
(1) Keberlanjutan dengan kriteria kelestarian lingkungan dan sesuai dengan daya dukungnya.
(2) Keberlanjutan Sosial. Pada beberapa daerah tujuan wisata terlihat adanya ketidakberlanjutan pariwisata dari aspek sosial ini. Ketidakberlanjutan pariwisata disebabkan oleh karena masyarakat terpengaruh dan terbawa oleh nilai-nilai sosial budaya wisatawan. Sistem sosial setempat yang secara tradisional mampu menciptakan image tertentu harus dipertahankan.
(3) Keberlanjutan Budaya. Budaya masyarakat akan menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi wisatawan. Budaya perlu dipertahankan karena seni yang ada di masyarakat dalam kurun waktu panjang seringkali secara perlahan dapat mengalami perubahan. Perubahan ini merupakan dampak negatip dari kegiatan pariwisata. Jika budaya telah hilang maka hilang pula daya tarik budaya di daerah bersangkutan.
(4) Keberlanjutan dalam ekonomi. Keberlanjutan ekonomi artinya pengelolaan pariwisata harus bisa rneningkatkan pendapatan masyarakat lokal, kawasan pariwisata dan pemerintah. Selain itu, nilai ekonomi yang didapat harus mampu menutup dampak-dampak yang diakibatkan oleh industri pariwisata tersebut.
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah memberi masukan dengan sopan.